DPRD Kota Sukabumi menggelar Rapat Paripurna dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-111 Kota Sukabumi. Acara ini berlangsung di Ruang Rapat Paripurna DPRD dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting daerah.
Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, turut hadir bersama Wali Kota Sukabumi H. Ayep Zaki, Wakil Wali Kota Bobby Maulana, serta Asisten Pemerintahan dan Kesra Provinsi Jawa Barat, Kusmana Hartadji. Unsur Forkopimda dan sejumlah tokoh masyarakat juga tampak memenuhi ruangan rapat tersebut.
Tahun ini, peringatan Hari Jadi Kota Sukabumi mengusung tema “Ayeuna Waktunya Kota Sukabumi Bercahaya”—sebuah ajakan untuk membentuk kota yang bersih, cerdas, harmonis, agamis, dan berdaya.
Dalam sambutannya, Wali Kota Ayep Zaki menyampaikan bahwa sejak didirikan pada 1 April 1914, Kota Sukabumi telah mengalami perjalanan panjang dengan beragam dinamika. Setiap era meninggalkan pelajaran berharga yang menjadi pondasi perkembangan kota hingga saat ini.
Ia menyebut bahwa para pemimpin Sukabumi dari masa ke masa senantiasa berupaya menjadikan kota ini sebagai kota yang “Reugreug Pageuh Répéh Rapih”. Karena itu, diperlukan pemahaman mendalam atas nilai-nilai dasar yang menjadi fondasi berdirinya Sukabumi.
Dahulu, Kota Sukabumi dikenal sebagai “Kota Praja”, yang artinya kota yang hadir untuk melayani dan membawa ketenteraman bagi rakyat. Maka dari itu, pembangunan harus senantiasa berorientasi pada kemaslahatan masyarakat.
Wali Kota Ayep mengajak seluruh elemen kota untuk bersama-sama membentuk masyarakat yang kuat secara lahir dan batin. Ketika masyarakat kokoh secara spiritual dan material, maka kedamaian akan tercipta. Damai, dalam hal ini, bukan berarti tanpa suara, tetapi kondisi masyarakat yang tenteram, rukun, dan sejahtera.
Dalam suasana yang damai dan harmonis, pembangunan kota akan berjalan lebih efektif. Sukabumi pun diharapkan menjadi kota yang bersih, terang, dan penuh harapan di masa depan.
Ayep juga mengutip pepatah Sunda “Ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salebak” sebagai simbol pentingnya persatuan dan harmoni. Ia menekankan bahwa masyarakat ideal adalah mereka yang menjunjung nilai-nilai saling asah, asih, dan asuh—konsep yang dinilai sangat relevan di tengah kehidupan modern.
Menurutnya, kota yang kokoh dan damai akan menjadi kota yang mandiri dan sejahtera. Salah satu indikatornya adalah meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang menunjukkan kemampuan daerah dalam membiayai kebutuhan pembangunan secara mandiri.
Namun, Ayep mengingatkan bahwa membangun kota tak cukup hanya dengan wacana besar. Ia menekankan perlunya kerja nyata serta kolaborasi semua pihak—pemerintah dan masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Ayep juga menyebut bahwa gagasan Panca Waluya yang sering digaungkan Kang Dedi Mulyadi sangat relevan dengan arah pembangunan Kota Sukabumi. Nilai-nilai cageur, bageur, bener, pinter, jeung singer menjadi landasan penting dalam membentuk manusia yang sehat secara jasmani, kuat dalam moral, dan tangguh secara sosial.
Semangat peringatan Hari Jadi ke-111 ini menjadi momen untuk merekatkan kembali nilai-nilai gotong royong, kekeluargaan, dan kebersamaan. Menurut Ayep, angka 111 melambangkan semangat kolaborasi dan sinergitas antarelemen kota.
Ia juga mengingatkan pentingnya melestarikan tradisi dan budaya lokal. Nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur Sunda menjadi kekuatan budaya dan identitas khas Sukabumi. Kini saatnya menggali dan menghidupkan kembali nilai-nilai tersebut untuk membentuk karakter masyarakat yang santun, bijak, dan berdaya saing.
Ayep menyampaikan bahwa tiga prinsip utama: kokoh, tenteram, dan sejahtera, erat kaitannya dengan filosofi Tri Tangtu di Bhuana, yang mencakup Karesian (pendidikan), Karamaan (sosial kemasyarakatan), dan Karatuan (pemerintahan). Ketiganya harus berjalan beriringan dalam membangun kota yang beradab dan bermartabat.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi dalam sambutannya menegaskan bahwa Sukabumi memiliki potensi besar untuk menjadi kota percontohan dalam pelayanan dasar perkotaan. Ia menyoroti pentingnya penguatan fungsi dasar kota seperti ketersediaan air bersih, listrik, pengelolaan sampah, infrastruktur jalan, serta pendidikan yang berpihak pada rakyat.
Kang Dedi juga menekankan pentingnya pemimpin daerah untuk aktif terjun langsung ke masyarakat, mendengarkan kebutuhan warga, dan memastikan program pembangunan benar-benar dirasakan oleh semua lapisan.
Melalui semangat Hari Jadi ke-111 ini, diharapkan seluruh elemen kota dapat menjaga semangat persatuan, memperkuat kolaborasi, dan bersama-sama mewujudkan Kota Sukabumi yang benar-benar “bercahaya”.








